SIGN (Sharing Information through Gestures and Nonverbal Communication)

Mulai dari tanggal 1 Maret hingga 12 Maret 2025, SCOME CIMSA FK UNS menyelenggarakan SIGN: Sharing Information through Gestures and Nonverbal Communication, serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam komunikasi bahasa isyarat. Inisiatif ini dilakukan melalui kegiatan terstruktur, termasuk pelatihan bahasa isyarat, intervensi masyarakat, dan kampanye kesadaran sosial. Program ini dirancang untuk mempromosikan inklusivitas dan membekali calon tenaga kesehatan dengan perangkat komunikasi yang esensial.

Penilaian pre-activity mengungkapkan adanya kesenjangan pengetahuan yang signifikan, di mana 48,4% peserta tidak menyadari pentingnya penggunaan bahasa isyarat, 90,3% tidak mampu mengenali gerakan isyarat dasar, dan 96,8% jarang berpartisipasi dalam kegiatan sosial yang melibatkan komunitas Tuli.

Selain itu, 83,9% kurang memiliki kesadaran mengenai data populasi gangguan pendengaran, dan 74,2% tidak memahami manfaat bahasa isyarat dalam komunikasi dengan pasien. Temuan ini menekankan adanya kebutuhan mendesak akan program pelatihan yang menumbuhkan pemahaman lebih mendalam tentang bahasa isyarat dan perannya dalam komunikasi.

Penilaian pre-activity mengungkapkan adanya kesenjangan pengetahuan yang signifikan, di mana 48,4% peserta tidak menyadari pentingnya penggunaan bahasa isyarat, 90,3% tidak mampu mengenali gerakan isyarat dasar, dan 96,8% jarang berpartisipasi dalam kegiatan sosial yang melibatkan komunitas Tuli.

Selain itu, 83,9% kurang memiliki kesadaran mengenai data populasi gangguan pendengaran, dan 74,2% tidak memahami manfaat bahasa isyarat dalam komunikasi dengan pasien. Temuan ini menekankan adanya kebutuhan mendesak akan program pelatihan yang menumbuhkan pemahaman lebih mendalam tentang bahasa isyarat dan perannya dalam komunikasi.

Rangkaian kegiatan dimulai pada 1 Maret 2025 dengan sesi pelatihan bahasa isyarat luring yang bekerja sama dengan Pusbisindo, berfokus pada bahasa isyarat dasar dan terminologi terkait Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Selanjutnya, pada 11 Maret 2025, peserta menerapkan pembelajaran mereka melalui intervensi di Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) Surakarta.

Di sana, mereka mengedukasi siswa mengenai PHBS menggunakan bahasa isyarat dan mengadakan lomba mewarnai untuk meningkatkan antusiasme siswa. Pada 12 Maret 2025, kegiatan dilanjutkan dengan pemeriksaan kesehatan gratis bagi anggota Ikatan Mahasiswa Disabilitas (IKAMADIS) UNS, guna memastikan aksesibilitas layanan kesehatan yang lebih baik bagi mahasiswa penyandang disabilitas.

Lebih penting lagi, inisiatif ini meletakkan landasan yang kuat bagi kolaborasi berkelanjutan, inklusivitas, dan advokasi dalam pendidikan kedokteran, memastikan bahwa layanan kesehatan di masa depan menjadi lebih mudah diakses dan inklusif bagi semua komunitas. Melalui upaya ini, kami mengambil langkah bermakna menuju sistem kesehatan yang lebih inklusif yang merangkul keberagaman dan kesetaraan kesempatan berkomunikasi.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top